Kamis, 21 Februari 2013

Selamat untuk mu



 16 feb ‘13

Hey, sang ilmuan disana
Jika aku tulis surat untuk mu, akankah kau baca tulisan hatiku?
Aku ga pernah ngerti sebenarnya ini kehendak alam semesta atau kehendak otak ku yang ingin berdiam sejenak. Aku juga ga pernah ngerti kenapa tiba-tiba matahari memilihku untuk merasakan dunia ini begitu damai dengan sinarnya.
Di hari yang lain matahari sengaja bersinar untuk memberitahukan aku bahwa kamu itu cuma mimpi indah aku yang harus berakhir ketika terbangun. Tentu ini harus berakhir, karena tidur bukan pilihanku untuk melihatmu. Terbangun adalah hal terindah untukmu wahai sang ilmuan dan aku yang harus menghentikan penantianku. Kau mendapat jawaban tentang aku yang bukan menjadi mataharimu dan kamu juga bukan yang akan menyinariku. Hari ini selamat untuk mu..pergilah menghilang sajalah..
Sebelum hari ini,sebelum mendengar sesuatu tentang kamu yang akan menghilang,dan sebelum aku menangis, dunia aku sudah terlanjur jatuh akan harap mu dan akan jemputan mu di depan rumah ku. Tapi kini hujan yang jatuh sudah membasahi tanah yang kering, semua sudah basah hanya bisa menunggu pelangi setelah badai kencang berlalu.
Namun ketika tiada pelangi dan hujan terus turun,apa harapan ku selanjutnya? Menunggu semuanya hanyut kah? Tidak aku bukan rakit yang harus terbawa arus. Aku bisa berdiri diatas karang yang tinggi, disana aku bisa mulai terpejam dan mengerti kalau aku dan hidupku itu adalah sebuah perjuangan sampai mati.